Allah terima suatu amalan jika hatinya ikut sehingga Allah akan memberinya taufiq. Kerja dakwah ini adalah usaha untuk menjadi orang kecil (‘abdi) bukan untuk menjadi orang besar. Orang yang buat kerja dakwah dengan niat untuk mengishlahkan diri sendiri maka ia akan menjadi shaleh dan orang yang shaleh akan menjadi asbab untuk orang lain menjadi shaleh juga.
Dakwah adalah fardhu ‘ain. Manfaat kerja dakwah yang pertama adalah untuk diri sendiri, maka Allah akan melindunginya dari kesesatan.
Maulana Ilyas pernah berkata, ada 2 (dua) orang yang terkebelakang dari usaha ini :
- Niat untuk mengishlah orang lain
- Mau mengishlah kerja ini
Tarbiyah dan mujahadah dalam kerja ini akan mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Kerja ini akan menghasilkan hidayah untuk dua bagian :
- Untuk diri sendiri
- Untuk menjadi asbab hidayah bagi orang lain
Tufail telah datang ke Mekkah dengan menutupi kupingnya sehingga apa yang dikatakan Nabi ia tidak mendengarkannya. Ketika dia dekat dengan Nabi maka kemudian Allah ingin memberikan hidayah dengan membuat Tufail ingin membuka tutup kupingnya. Lalu dia dapat mendengar akan bacaan shalat Nabi sehingga ia masuk Islam. Tufail melakukan dakwah dalam satu tahun hasilnya 80 keluarga masuk Islam.
Firman Allah dalam AlQuran : “Dan siapakah yang paling baik perkataannya daripada Orang yang mengajak (dakwah) kepada Allah dan Beramal Shalih dan berkata sesungguhnya saya bagian dari muslimin.”
Gabungan Dakwah dan Amal akan meningkatkan Ibadah. Jika ibadah baik maka kita akan menjadi shaleh. Pertama kali yang akan kita masukkan ke dalam diri kita adalah Iman.
Tanpa adanya Iman kesempurnaan amal tidak akan didapat.
Tanpa adanya Iman keterkabulan amal tidak akan didapat.
Nabi berkata kepada Hadi bin Hatim, : kamu terlambat masuk Islam karena kamu melihat keadaan orang Islam yang miskin, susah, dll sehingga kamu terhalang dari hidayah. Rasul katakan bahwa Islam akan mengalahkan Kisra dan Islam menjadi jaya dan akhirnya Hadi bin Hatim pun melihat kemenangan dan kejayaan Islam.
Penghubung antara orang Islam dan Allah adalah amal.
Di dalam majlis iman ada perkara yang ghaib. Di dalam iman ada qudrat. Qudrat tidak ada di alam semesta namun qudrat ada di dalam zat AllahSWT.
Dengan kerja dakwah ini kita betulkan Aqidah kita, bahwa perkara yang ghaib hanya Allah saja mempunyai bahkan Nabi-Nabi pun tidak. Jika seorang Nabi mengetahui hal-hal yang ghaib, maka Nabi Yusuf as tidak akan masuk ke dalam sumur dan dijual menjadi budak. Begitu pun ketika Rasul diundang ke suatu walimah dia disambut oleh anak perempuan kecil dan anak kecil itu berkata : “kita bersama Rasul yang mengetahui hal yang ghaib”, maka Rasul katakan kepada anak itu : “Jangan katakan seperti itu, karena hal yang ghaib hanyalah milik Allah”.
Nabi katakan : “Jika kamu membaca Al Quran dengan teliti. Allah akan member tahu apa yang akan terjadi sampai dengan hari kiamat.
Ada seorang shahabat di penjara dalam keadaan junub dan air yang ada hanya cukup buat minum. Maka ia berkata kepada penjaga penjara, “tolong berikan air yang buat jatah besok sekarang saja, karena untuk berhadast”. Namun penjaga tersebut tidak memberikan. Maka ia berdoa kepada Allah agar diturunkan hujan, maka Allah SWT, maka Allah pun menurunkan di penjara. Begitulah yakinnya para shahabat kepada Allah SWT.
Banyak orang mengatakan, “Itukan shahabat, bukan kita”. Hari ini kita begini karena kita tidak yakin dan aqidah yang lemah. Apabila kita memiliki yakin yang benar kepada Allah maka tidak ada hijab antara Allah dengan hambanya.
Abdullah bin Mas’ud ra suatu ketika isterinya sakit mata, maka datanglah seorang yahudi dan diberikan benda yang diletakkan di lehernya, maka matanya pun sembuh. Ketika suaminya melihat itu maka ia bertanya kepada isterinya apa itu? Isterinya berkata benda ini dapat menyembuhkan. Maka suaminya menyuruh untuk membuang benda tersebut. Mari saya beritahu kepada kamu, mata kamu sakit karena syaithan menaruh jarinya pada kamu. Dan orang yahudi itu menyembuhkan karena ia menghalangi jari syaithan tersebut dan yahudi itu pun syaithan. Cukuplah kamu meminta kesembuhan kepada Allah.
Jika kita mendapatkan benda dan benda tersebut memberikan kita kejayaan maka itu berarti telah menjauhkan kita dari Allah SWT. Jika kita mendapatkan benda yang memberikan kejayaan langkah pertama lihat dulu apakah benda itu HALAL atau HARAM.
Maulana Yusuf Katakan: “Nafikan benda-benda, sehingga antara kamu dengan Allah tidak ada hijab. …. Dan seterusnya… bayan belum lagi usai.
No comments:
Post a Comment